Categories

Rabu, 01 Februari 2017

Doa Mbah Umar Tumbu Pacitan untuk NU di Hadapan Kang Said

PAC G.P ANSOR NGADIROJO

KH Umar Tumbu merupakan figur Kiai yang nasihatnya selalu menyejukkan. Kehadirannya selalu dirindukan oleh umat. Wajahnya yang penuh keteduhan menjadikan siapapun ingin selalu dekat berada di sampingnya.

Banyak ulama yang terkesan dengan kepribadian dan kharismatiknya Mbah Umar Tumbu. Di antara ulama yang memiliki kedekatan dengannya adalah Habib Luthfi bin Yahya dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (Kang Said).

Kang Said memiliki kesan tersendiri terhadap kiai yang menjadi Mustasyar PCNU Pacitan ini. Tiap kali berkunjung ke Pacitan, pertama yang ditanyakan oleh Kiai Said adalah, di mana dan bagaimana kabar Mbah Umar.

"Mbah Umar pundi (Mbah Umar mana?) Mbah Umar sehat geh," tanya Kang Said tiap kali sampai di lokasi acara. Hal ini menunjukkan kerinduan dan penghormatan Kang Said terhadap ulama sepuh yang menjadi pelita bagi Nahdlatul Ulama itu.

Terakhir, dalam sebuah acara yang digelar oleh PAC GP Ansor NU Ngadirojo, Pacitan, Jawa Timur, Rabu 31 Agustus 2016, Kang Said berkesempatan bertemu dan bersilaturahmi kembali dengan Mbah Umar Tumbu, yang waktu itu kondisi kesehatannya sudah mulai menurun.

Pada kesempatan itu, Kang Said sempat meminta nasihat, doa, dan restu kepada Mbah Umar agar senantiasa istiqamah dalam memimpin Jamiyyah Nahdlatul Ulama.

Di situ Mbah Umar mendoakan agar Nahdlatul Ulama menjadi semakin besar dan bisa menjadi penuntun umat Islam. Selain itu, Mbah Umar berdoa agar umat Islam selalu dijaga persatuannya dan diberikan keselamatan dunia dan akhirat.

KH Umar Syahid biasa disapa dengan Mbah Umar Tumbu. Ia wafat pada Rabu (4/1) malam pukul 22.55 di RSUD Pacitan. Pada masa remajanya ia menjadi murid KH Dimyathi Abdullah di Pesantren Tremas Pacitan. Selama mondok, Mbah Umar tergolong santri yang kekurangan. Ia terbiasa  hidup prihatin, bahkan konon ia tidak memiliki bekal untuk nyantri. Namun hal itu tidak menyurutkan kegigihan dan ketekunannya untuk belajar.

Cintanya terhadap NU dan pesantren ditunjukkanya dengan tidak pernah absen menghadiri acara yang digelar oleh NU atau pesantren. Ia hadir di tengah para santri dan selalu menunggui acara hingga selesai. Tidak hanya di Pacitan, di tengah kondisi fisiknya yang sudah sepuh, Mbah Umar masih sering menghadiri kegiatan keagamaan di Solo, Wonogiri, Ponorogo, dan Madiun. (Zaenal Faizin/Alhafiz K)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar